Berangkat sekolah dengan semangat membara membulatkan tekat
untuk belajar yang rajin. Hm, temporary, semua itu cuma bertahan dua jam doang
paling lama. Selebihnya di sekolah, bosen, mainin BB, bbman sama temen yang
juga lagi sekolah. Hampir seperti itu setiap hari, melakukan hal tak berguna
disela-sela aktivitas yang justru penting. Itu sih pikiran saya saat ini, beda
sekali dengan beberapa tahun lalu atau sebulan yang lalu ketika saya masih
dalam perangkap jejaring sosial.
Jadi inget omongan salah satu sahabat saya waktu kami
ngobrol beberapa hari yang lalu tepatnya waktu saya buka tablet untuk membalas
Line dari seorang teman begini celetukannya
“Masih ababil aja si luh, mau sampe kapan hidup buat sesuatu
yang ga nyata? Emang hidup lu kurang indah apa? Pantes aja lu susah banget
ditemuin, apa gua Cuma bias ketemu lu di dunia maya aja?”
JLEBB! Ya, benar. Saya masih sangat labil, terlalu labil,
bahkan setiap ada sesuatu yang baru selalu saya terima tanpa saya filter.
Jejaring social apapun yang baru, ga pernah sedikitpun saya ketinggalan,
langsung saya registrasi dan satu akun di satu jejaring sosial minimal saya
punya. Hidup saya? Hidup saya indah,
indah sekali, saya memiliki segalanya, keluarga, saudara, pacar, sahabat, teman
dan apapun saya punya, hampir segalanya tercukupi. Hidup saya sangat luar biasa
tapi sayang, itu belum lama saya sadari. Tidak ada kata telat memang, saya
bersyukur saat ini saya sudaj bisa bersikap lebih dewasa menyikapi perkembangan
teknologi. Bukan berarti saya menghindar. Saya sendiri sekarang kuliah di
jurusan IT.
Saya bersyukur masih diingati sekarang, sebelum semuanya
terlambat. Betapa saya menyesal selama ini waktu saya banyak yang terbuang
sia-sia, waktu emas saya, waktu dimana saya seharusnya menunjukan bahwa saya
orang yang kompeten. Semuanya hanya saya habiskan dengan berkicau, stalker, mencari kehidupan yang tidak
nyata di dunia maya. Saya lupa, saat itu saya lupa, saya sedang bersama orang
tua saya yang pastinya merindukan hari-hari bersama saya, Karena memang
semenjak masuk SMA saya sudah tidak tinggal orang tua lagi. Seharusnya momen
itu saya habiskan untuk mereka. Tapi, yodalaya, ga ada gunanya disesasi.
Sekarang saatnya saya menebus itu semua, sebelum telat, sebelum dunia nyata
saya yang indah saya skip terlalu
jauh. Saya harus hidup di dunia saya. Life
my real life. Bye fb, path, twitter, g+, line, wechat, kik, instagram, bbm and
many more. I’m moving on moving on moving on!