Pages

Manajemen File dan Direktori

He-hoy !
Masih ngobrol soal Linux, sekarang kita otak-atik yuk gimana caranya untuk memanajemen file dan direktori. Pertama kita harus tahu cara melihat file dan direktori :

$ pwd
$ ls
$ ls /home/user/praktikum

Fungsi utama dalam amnajemen file dan direktori adalah copying, moving dan deleting.

1. Copying
Untuk menyalin file atau direktori. Kita dapat menggunakan fungsi :
$ cp ...

2. Moving
Untuk memindahkan file atau direktori. Kita dapat menggunakan fungsi :
$ mv ...

3. Deleting
Untuk menghapus file, fungsi yang digunakan :
$ rm ...

Selain itu ada juga fungsi

  • membuat file kosong, dengan perintah $ touch namafile
  • mencari file atau direktori dengan perintah $ find namafile
  • mengompresi direktori dengan perintah $ gzip namadirektori bise juga dengan bzip2 namadirektori
Ok, sekian sharing tentang manajemen file. Terima kasih, semoga bermanfaat.



Hak Akses File pada Linux


He-hoy!
Waktu praktikum SO kemaren saya dapat ilmu baru tentang 'Linux File Permissions'.
Apa sih itu? Iya apa sih?

Jadi gini, Linux yang kita gunakan sekarang sebenarnya dirancang untuk multi-user. Nah, file permissions sendiri semacam mengatur perizinan untuk mengakses suatu file/folder. Sebagai contoh, komputer yang saya gunakan sekarang login sebagai Ninda, kemudian saya tidak ingin file-filenya dapat diakses oleh sembarang user. Solusinya, kita hanya tinggal mengatur hak aksesnya. Btw, ada banyak cara loh. Yuk capcus ciiin...

Pertama kita perlu tahu bahwa di Linux ada 3 jenis hak akses file yaitu :
  1. Read (r), berarti file dapat dibuka atau dibaca
  2. Write (w), berarti user dapat mengedit ataupun membuat baru. Dalam kasus direktori itu artinya user dapat menghapus, mengubah atau memodifikasi isi file.
  3. Execute (x), user dapat menjalankan file.

Terus bagaimana sih cara melihat hak akses file?

Gampang kok, tinggal mengetikan ls -l di terminal. What? Terminal? (Jangan bilang gak tau terminal!)
Nanti akan keluar tampilan seperti ini :


Coba deh kita teliti di kolom pertama, selidik punya selidik itu bukan omong kosong belaka. Karakter pertama di kolom tersebut dapat berarti, jika :
d = directory
- = regular file
l = symbolic link
s = unix domain socket
p = named pipe
c = character device file
b = block device file
Kemudian 9 karakter berikutnya menunjukan perizinan

U = dapat digantikan dengan rwx untuk hak akses user
G =  dapat digantikan dengan rwx untuk hak akses group
O =  dapat digantikan dengan rwx untuk hak akses other

r = read
w = write
x = execute
- = no permission

Kita dapat mengatur hak akses file menggunakan 2 cara :
1. Mode Simbolik

Mode ini cukup mudah diingat. Karena hanya menggunakan simbol yang tidak banyak.
(+) digunakan apabila kita ingin menambahkan izin
(-) Jika kita ingin menghapus izin.

$ chmod a = r contohfile
mengubah izin file menjadi -r--r--r--
$ chmod g+x contohfile
mengubah izin file menjadi -r--r-xr--
$ chmod u+wx contohfile
mengubah izin file menjadi -rwxr-xr--
$ chmod ug-x contohfile
mengubah izin file menjadi -rw-r--r--

2. Mode Numerik

Mode ini menggnakan sistem numerik dan menjumlahkan setiap nomer identitas hak akses ditiap perintahnya.

read = 4
write = 3
execute = 1
no permission = 0

Misalnya anda ingin mengubah izin user menjadi rwx, izin group menjadi r-x dan other menjadi r-- maka yang perlu anda ketik di terminal adalah :
$chmod 754 contohfile
7 merupakan hasil penjumlahan dari 4+3+1 karena semua hak akses diaktifkan untuk user.
5 merupakan hasil penjumlahan dari 4 + 1 itu artinya group hanya dapat membaca dan meng-execute.
4 merupakan nomor identitas untuk membaca, jadi other hanya dapat membaca file.

$ chmod 561 contohfile
Artinya kita akan mengubah hak akses menjadi r-xrw---x

Satu hal penting terakhir. Bagaimana untuk mengubah kepemilikan ?
nah kodenya
chown upa contohfile 

Menyatakan bahwa contohfile menjadi milik Upa.











Total Biaya Backpacker ke Jogja 2H1M

He Hoy Guys, udah beres cerita-cerita sedikit tentang perjalanan nekat dua hari satu malam ke Jogja, nah sekarang saatnya itung-itungan biaya yang sudah saya keluarkan. Lumayanlah bisa untuk referensi siapa tahu ada rencana nekat kesana juga.

1. Kereta ekonomi-C PP Bandung-Jogja Rp 75.600. Promo sumpah pemuda diskon 28% untuk mahasiswa, dengan rincian :

  • Pergi Rp 36.000 (harga normal Rp 50.000)
  • Pulang Rp 39.600 (harga normal Rp 55.000)
2. Becak dari stasiun Lempuyangan ke Jl. Malioboro Rp 15.000 (untuk berdua, jadi perorang Rp 7.500)
3. Penginapan Rp 70.000 (untuk berdua, jadi perorang Rp 35.000) di Indonesia Hotel Jl. Sosrowijayan dengan fasilitas : tempat tidur nomor 1, kipas angin dan meja, kamar mandi luar, lokasi sangat strategis.
4. Sewa motor di transmojo Rp 50.000 honda vario (untuk berdua, jadi perorang Rp 25.000)

Sip, kalau di total jadi Rp 143.100 murah kan dengan budget minim kita udah bisa liburan asyik di Jogja. Eit, tunggu dulu biaya di atas belum termasuk makan dan kebutuhan pribadi loh. Tapi jangan khawatir, biaya hidup di Jogja ga mahal kok, untuk masuk ke tempat wisata juga tiketnya bisa dibilang murah banget. Sekian itung-itungannya ya. Have an unforgettable holiday guys!!!
    

Dua Perempuan dan Yogyakarta

Sebenernya 'agak' ragu buat judul Dua Perempuan dan Jogja, secara kenekatan kami ini membuat kami dipertanyakan, bener ga sih lo berdua ini cewek?

Ok, berawal dari kejenuhan yang membabi buta harus terus berhadapan dengan monitor, segala macam tugas, post test dan tetek bengeknya. Ide ini muncul, how about Jogja Van? Singkat cerita, langsung cusss cari info tiket kereta ke Jogja, Vani (teman seperjuangan ke Jogja) bertugas beli tiket ke stasiun, tepatnya stasiun Bandung. Ya walaupun sebenarnya rumah saya dekat dengan stasiun Kiaracondong, rasanya males banget harus kesana beli tiket. Jadi tugas saya cari tahu apapun tentang Jogja, supaya ga terlalu ngegembel pas tiba disana.

Yeah akhirnya kami dapat tiket murah dan karena kebetulan sedang ada promo hari sumpah pemuda, diskon 28% untuk mahasiswa. Syukurlah, tiket pulang-pergi yang seharusnya Rp 105.000 jadi Rp. 75.600.
Jadwal kereta Kahuripan berangkat dari stasiun Kiaracondong jam 20.30, jam 18.00 kami masih adadi Setiabudhi. Sebenarnya kalau ga macet ya pasti keburu, tapi ini masalahnya saya belum packing  sedangkan kemungkinan tiba di rumah jam 19.30 dengan mobil (diantar Panji teman sekelas kami). Demi apadeh, akhirnya kami lari maraton, mulai dari perempatan jalan Jakarta sampai dapat ojek di Lucky Square. Sampai rumah ga banyak cincong, langsung siapin segala keperluan dan cusss ke stasiun rengkep tiga di motor A Haldi. Ngosngosan ga? ya iyalah! Tiba di stasiun ternyata kereta Kahuripan yang akan kami tumpangi sudah standby. Kami masuk ke stasiun melewati pemeriksaan tiket dan KTP (saya baru tahu sekarang pemeriksaan di stasiun seketat itu, nice!), kami ditunjukan di gerbong mana kami duduk yaitu gerbong 6, Setelah diyakini bahwa kereta berangkat sekitar 30 menitan lagi, kami menyempatkan diri shalat isha di mushala stasiun setelah itu memesan mie instan kemasan cup. Lega rasanya, akhirnya kami duduk di kursi no 17a dan 17b. Saya sempat kagum dengan kondisi kereta api saat ini, sudah sangat layak, terakhir saya naik kereta ekonomi , panas sekali, berdesak-desakan dan tempat duduknya tidak jelas bahkan ada yang sampai berdiri. Tapi, kereta ekonomi-c ini sudah dilengkapi AC gerbong yang nyaman dan nomor tempat duduk yang sesuai, jujur saja, saya kedinginan sampai harus menyewa selimut seharga 7rb. Disana juga disewakan bantal, tapi kebetulan waktu saya mau sewa, sudah habis. Posisi tempat duduk yang berhadapan tiga pasang mempertemukan kami dengan empat orang mahasiswa unpas, ya kampus tetangga dan kebetulan kami seangkatan dan kosannya pun di daerah geger kalong, ya nyambung deh.

Tiba di Yogyakarta, pukul 5.30 dan kami langsung shalat subuh, naik becak dan minta diantar ke Malioboro. Pertama kami mencari penginapan di Jl. Sosrokusuman namun tidak ada yang cocok. Kemudian beranjak ke Sosrowijayan., nah kami mendapatkan Indonesia Hotel, kebetulan tersisa satu kamar kosong dengan fasilitas fan dan kamar mandi luar seharga Rp 70.000, murah kan? Kami saja sempat terkejut ketika tahu harganya. Kemudian saya menelepon salah satu agen penyewaan motor (Transmojo) dengan menggadaikan tiga kartu identitas kami sudah dipinjami satu buah motor honda vario (agak kecewa, karena awalnya memesan scoopy), dua buah helm dan jas hujan dengan harga Rp 50.000 dibayar di akhir. Cara ini jauh lebih hemat daripada kami harus naik becak atau delman kemana-mana.

Setelah sempat berisitirahat dan bersiap, kamu mulai petualangan kami. Keraton! yeah. Hawa Yogya yang panas bikin si mulut nagih yang dingin-dingin, kami beli es dawet di halaman keraton. Masuk ke dalam keraton dan melihat-lihat isinya, kebetulan sedang banyak perbaikan untuk persiapan pernikahan putri raja. Kalau saja kami mau sedikit bersabar, beberapa jam setelah itu akan diadakan gladiresik upacara pernikahan putri, tapi perut ga bisa berkompromi dan udah minta diajak nyari mangut lele. Iya ituolah mangut lele, salah satu olahan lele yang suder duper nikmat, ga banyak orang yang tahu sih. Tapi untuk pecinta lele seperti saya, surga tersembunyi itu dapat saya temukan berbekal googling dan tanya sana-sini. Ternyata tempatnya sangat jauh dari pusat kota, mangut lele mbah marto yang terkenal di kalangan pecinta lele itu terletak di Bantul, masuk gang dari jalan Paris alian Parang Tristis, di belakang Institut Kesenian Indonesia. Tempatnya pelosok banget, di dusun kecil dan di sebuah gubug kecil. Sekilas ga nampak rumah makan, karena memang hanya sebuah gubug. Kami masuk ke dalam dan dipersilakan masuk ke rumah, kemudian kami ditunjukan jalan ke dapur, awalnya agak takut, karena selain gelap kami bingung kok mau apa diajak ke dapur tapi ternyata ketika di dapur terhampar makanan lele dan olahan asli jogja di sebuah bale, duduk juga seorang nenek yang sangat tua. Mmmmh mungkin itu yang disebut mbah Marto. Mbah Marto menggunakan bahasa Jawa tua, saya bleng banget soal itu, tapi Vani sedikit bisa.Pokoknya yang saya tahu disitu, ada mangut lele di depan saya dan saya harus grab it fast hahaha.

Ada yang kelewat, sebelum pergi ke mangut lele kami sempat ke Taman Sari, sebuah water castle yang katanya tempat mandi ratu ataupun putri raja. Mungkin lebih tepat dibilang Kota Tua-nya Yogyakarta. Setelah dari mangut lele, kami pergi ke museum Vredenburg yang letaknya tidak jauh dari Malioboro. Tiket masuk kesana hanya Rp 2000 dan kami disana bersepeda, karena museum sudah tutup,saat itu sudah pukul 16.00. Kemudian kami ke pusat bakpia pathok, disana kami langsung ke tempat pembuatannya dan mencicipi langsung yg masih panas. panas ya bukan hangat!

Malam hari kami habiskan dengan berbelanja dan berdesak-desakan di Malioboro, capek juga ya main tawar menawar disini. Selain itu kami juga berburu angkringan dan bakmi jogja. Setelah lumayan lama, akhirnya kami kembali ke penginapan dan TARAAA digital camera say HILANG! Semua-semua foto dari awal berangkat hingga waktu belanja di Malioboro ada kamera itu, rasanya sakiiit. Bukan karena kameranya tapi semua momen yang kami abadikan disitu, sakit banget. Untung tersisa satu, foto mangut lele yang ada di iPad Vani karena kita sempat ngalay dengan cara share di Path. Itulah kenapa saya tidak bisa share foto-foto tersebut diblog ini. Foto itu pasti akan saya tampilkan di posting berikutnya, khusus tentang mangut lele. Tapi walaupun no pict sumpah ini bukan hoax. Karena sudah badmood dengan cerita kamera yang hilang, saya jadi tidak bersemangat untuk menceritakan perjalanan pulang. Tapi percayalah, saya ingin kesana lagi, saya tidak pernah menyesal. Saya akan datang lagi kesana, untuk mangut lele.